Thursday 12 September 2019

Jadi Akil Cara Meningkatkan Motivasi Mencar Ilmu Siswa


Motivasi sanggup diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang sanggup menumbuhkan tingkat semangat dalam melaksanakan suatu acara belajar, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi instrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Menumbuhkan motivasi berguru siswa merupakan salah satu teknik dalam menyebarkan kemampuan dan kemauan belajar. Salah satu cara yang logis untuk momotivasi siswa dalam pembelajaran ialah mengaitkan pengalaman berguru dengan motivasi siswa. Guru sebagai orang yang membelajarkan siswa sangat berkepentingan dengan problem ini.

Sehingga sebagai guru atau calon guru sebisa mungkin kita harus selalu berupaya untuk sanggup meningkatkan motivasi berguru terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam berguru dengan memakai banyak sekali upaya yang sanggup dilakukan oleh guru yaitu:

  1. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.
  2. Membangkitkan motivasi siswa.
  3. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
  4. Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik.
  5. Berilah kebanggaan yang masuk akal setiap keberhasilan siswa.
  6. Berikan penilaian.
  7. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
  8. Ciptakan persaingan dan kerjasama

Faktor Motivasi


  1. Faktor instrinsik atau faktor dari dalam diri insan yang disebabkan oleh dorongan atan keinginan akan kebutuhan belajar, harapan, dan cita-cita.
  2. Faktor ekstrinsik juga mensugesti dalam motivasi belajar.
  3. Faktor ekstrinsik berupa adanya penghargaan, lingkungan berguru yang menyenangkan, dan acara berguru yang menarik.

Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)


Hierarki kebutuhan manusia:

  1. kebutuhan fisiologikal (physiological needs), ibarat : rasa lapar, haus, istirahat;
  2. kebutuhan rasa kondusif (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual;
  3. kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
  4. kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam banyak sekali simbol-simbol status; dan
  5. aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk menyebarkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga bermetamorfosis kemampuan nyata.

Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)


Dari McClelland dikenal ihwal teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. tiga ciri umum yaitu :

  1. sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat;
  2. menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul lantaran upaya-upaya mereka sendiri, dan
  3. menginginkan umpan balik ihwal keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.

Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)


Existence, Relatedness , Growth

  1. Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya;
  2. Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang "lebih tinggi" semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
  3. Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar. 

Belajar


  • Gage  mengartikan 'belajar' sebagai suatu proses perubahan prilaku
  • Cronbach mendefinisikan belajar: "learning is shown by a change in behavior as a result of experience" (pembelajaran ditunjukkan oleh perubahan sikap sebagai hasil dari pengalaman)
  • Harold Spears menyampaikan bahwa: "learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction" (belajar ialah untuk mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti arah).
  • Geoch, menegaskan bahwa: "learning is a change in performance as result of practice".

Paradigma Belajar


Dalam paradigma gres pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk mengubah sikap siswa, tetapi membentuk abjad dan sikap mental profesional yang berorientasi pada global mindset. Fokus pembelajarannya ialah pada ‘mempelajari cara belajar’ (learning how to learn) dan bukan hanya semata pada mempelajari substansi mata pelajaran, tapi menjadi pembelajar sepanjang hayat (long life learners)

Motivasi Belajar


Ada empat katagori yang perlu diketahui oleh seorang guru yang baik terkait dengan motivasi "mengapa siswa belajar", yaitu

  1. Motivasi intrinsik (siswa berguru lantaran tertarik dengan tugas-tugas yang diberikan),
  2. Motivasi instrumental (siswa berguru lantaran akan mendapatkan konsekuensi: reward atau punishment),
  3. Motivasi sosial (siswa berguru lantaran wangsit dan gagasannya ingin dihargai), dan
  4. Motivasi prestasi (siswa berguru lantaran ingin memperlihatkan kepada orang lain bahwa beliau bisa melaksanakan kiprah yang diberikan oleh gurunya)

Strategi dan metode pembelajarannya ialah mengacu pada konsep konstruktivisme yang mendorong dan menghargai perjuangan berguru siswa dengan proses enquiry & discovery learning.

Paikem merupakan model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya.

  1. proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb).
  2. proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman berguru mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, obrolan atau melalui simulasi role-play).
  3. proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali ihwal kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan).
  4. proses Eksplorasi (siswa mengalami pribadi dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara). 

Teknik Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa


  1. Memberikan penghargaan dengan memakai kata-kata, ibarat ucapan anggun sekali, hebat, dan menakjubkan. Penghargaan yang dilakukan dengan kata-kata (verbal) ini mengandung makna yang positif lantaran akan mengakibatkan interaksi dan pengalaman pribadi bagi diri siswa itu sendiri
  2. Memberikan nilai ulangan sebagai pemacu siswa untuk berguru lebih giat. Dengan mengetahui hasi yang diperoleh dalam berguru maka siswa akan termotivasi untuk berguru lebih ulet lagi.
  3. Menumbuhkan dan mengakibatkan rasa ingin tahu dalam diri siswa. Rasa ingin tahu sanggup ditimbulkan oleh suasana yang mengejutkan atau tiba-tiba.
  4. Mengadakan permainan dan memakai simulasi. Mengemas pembelajaran dengan membuat suasana yang menarik sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan sanggup melibatkan afektif dan psikomotorik siswa. Proses pembelajaran yang menarik akan memudahkan siswa memahami dan mengingat apa yang disampaikan.
  5. Menumbuhkan persaingan dalam diri siswa. Maksudnya ialah guru memperlihatkan kiprah dalam setiap acara yang dilakukan, dimana siswa dalam melaksanakan tugasnya tidak berhubungan dengan siswa yang lainnya. Dengan demikian siswa akan sanggup membandingkan hasil pekerjaan yang dilakukannya dengan hasil siswa lainnya.
  6. Memberikan pola yang positif, artinya dalam memperlihatkan pekerjaan kepada siswa guru tidak dibenarkan meninggalkan ruangan untuk melaksanakan pekerjaannya lainnya.
  7. Penampilan guru; penampilan guru yang menarik, bersih, rapi, sopan dan tidak berlebih-lebihan akan memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Termasuk juga kepribadian guru, guru yang masuk kelas dengan wajah tersenyum dan menyapa siswa dengan ramah akan mebuat siswa merasa nyaman dan bahagia mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung.

Indikator Keberhasilan


  1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar
  2. Adanya keinginan, semangat dan kebutuhan dalam belajar.
  3. Memiliki harapan dan harapan masa depan

Itulah beberapa hal yang bisa menjadi motivasi guru dan siswa untuk meningkatkan kwalitas berguru di dalam atau diluar sekolah. Semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment