Thursday 12 September 2019

Jadi Berilmu Koperasi Bmt Ugt Sidogiri Berkembang Pesat


BMT UGT Sidogiri mengoperasikan 276 kantor layanan se-Indonesia. Awalnya, BMT UGT mempunyai wilayah Jawa Timur, tetapi mulai 17 Februari 2015 sudah nasional. Penamaan BMT bersumber dari akar sejarah Pondok Pesantren Sidogiri. BMT UGT bersumber dari nama Urusan Guru Tugas yang menyarankan pendiriannya. Awal pendirian BMT UGT sangat sederhana, hanya berkantor di salah satu ruko berukuran 3x4 m2 di erat Pasar Wonorejo, Pasuruan. Belakangan, konsep itu pula yang mempercepat gerak BMT UGT menangkap pasar. "Kantor-kantor kami hingga kini letaknya tak jauh dari pasar. Di MMU, sama dengan koperasi simpan-pinjam lain, kami turun, cari nasabah. Kami nagih, Ya begitu," kata Bapak Mahmud Zain selaku pimpinan pusat.

Mahmud meyakini, kesuksesan BMT UGT dikala ini bersumber dari anugerah Allah. Pasalnya, awalnya para pengurus Koperasi BMT tidak paham sama sekali cara memutar dana anggotanya. Mahmud pun blak-blakan mengaku kebingungan dikala tiga bulan sehabis berdiri, BMT kebanjiran dana anggota hingga Rp 300 juta pada 1997. Padahal, dalam bayangan pengurus kala itu, paling besar Rp 200 juta terkumpul dua tahun sehabis berdiri.

Baca : BMT Sidogiri Koperasi Simpan Pinjam Syariah
Dengan modal nekat, pengurus Koperasi BMT pun pergi ke Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil di Islamic Center Surabaya. "Kami diberi pandangan-pandangan. Terus kami pulang dan menjalankan saran itu. Kami turun ke Pasar Wonorejo untuk memutar dana itu. Dan, ternyata banyak orang butuh. Malah dana kurang, hahaha..." kata Mahmud seraya tertawa.

Berkat petunjuk itu, BMT Sidogiri hasilnya sanggup meraih keuntungan hingga 100% pada simpulan tahun pertama; 50%-nya dibagikan kepada anggota melalui sisa hasil perjuangan (SHU). "Kalau pengurus, ya sudahlah... puasa dulu. Pengurus hingga tiga tahun nggak sanggup apa-apa tiap bulannya. Dapatnya hanya pada simpulan tahun," ujar Mahmud.

Rincian pembagian keuntungan BMT, berdasarkan Mahmud, 50% untuk SHU, 20% untuk dana cadangan, 5% untuk pengurus dan pengawas, 5% untuk manajer dan karyawan, 5% untuk dana pendidikan, dan selebihnya sebesar 15% untuk dana sosial. Meski begitu, diakui Mahmud, BMT selalu kebanjiran simpanan anggotanya. "Kalau koperasi-koperasi lain sulit mencari dana, kami malah selalu kebanjiran dana. Tahun 2001 simpanan khususnya gres Rp 231 miliar," kata Mahmud seraya menawarkan laporan keuangan BMT Sidogiri kepada SWA.

Dalam bagan simpanan BMT Sidogiri, simpanan pokok ialah simpanan yang disetor dikala awal seseorang menjadi anggota, yakni sebesar Rp 1 juta per anggota. Sementara simpanan khusus awalnya tidak dibatasi. Nah, untuk perhitungan pembagian SHU, salah satunya berdasarkan nilai simpanan khususnya.

Karena bagan itulah, sempat ada anggota koperasi yang menyimpan hingga Rp 2 miliar dengan impian memperoleh SHU yang besar. Kondisi itu hasilnya menciptakan para pengurus memutuskan simpanan khusus dibatasi, hanya Rp 500 juta per orang. "Kalau tidak dibatasi, kami nanti sanggup dikuasai perorangan. Menjadi daerah orang-orang berduit, yang bisa-bisa menguasai koperasi," ungkap Mahmud.

Kinerja BMT yang terus membaik menciptakan para anggotanya terus bertambah. Otomatis, nilai tabungannya pun membengkak. Pada tahun 2001, nilai tabungan umum Rp 446 juta dan simpanan berjangka Rp 6,1 juta. Pada 2014, nilai tabungan umum mencapai Rp 716 miliar dan tabungan berjangka Rp 210 miliar. Asetnya pun terus naik hingga mencapai Rp 1,5 triliun pada simpulan 2014 dan omsetnya tembus Rp 16 triliun lebih. "Zakat kami (2,5%), sebelum SHU dan pajak, pada 2014 mencapai Rp 7 miliar. Disamping itu, kami punya dana sosial (CSR) pada 2014 mencapai Rp 8,9 miliar," ujar Mahmud.

Meski demikian, Mahmud mengakui, hingga kini BMT Sidogiri dibantu permodalan oleh sembilan bank syariah, di antaranya BRI Syariah, BNI Syariah, Syariah Mandiri, Bukopin Syariah, Jatim Syariah, DKI Syariah, Panin Syariah, BCA Syariah. "Itu kami gunakan dalam masa-masa yang kritis, yakni bulan Sya'ban dan Puasa. Saat itu banyak penarikan tabungan.

Dan, kami perlu dibantu oleh bank," kata Mahmud mengutarakan alasannya. Sinergi itu juga menciptakan sistem teknologi warta BMT Sidogiri meningkat. Salah satunya, bekerja sama dengan BRI Syariah dalam penggunaan jaringan ATM. Selain itu, melalui kartu debit BMT Sidogiri, anggotanya sanggup menarik dana di jaringan ATM bersama dan ATM Prima. "Jadi, nabungnya di BMT, ngambil uangnya di ATM BRI, hehehe... kata dia.

Dengan dana kelolaan sedemikian besar, BMT Sidogiri tentu saja memikat bank-bank syariah nasional. "Bank Syariah Mandiri membantu cash management, memfasilitasi online kami," ungkap Mahmud. Namun, pengurus BMT Sidogiri sangat membatasi peminjaman modal dari perbankan syariah.

Alasannya, demi kehati-hatian. Selain itu, sebenarnya, BMT Sidogiri tak memerlukan pertolongan bank untuk menambah modal. Pasalnya, begitu periode penambahan modal dibuka yang hanya berlangsung tiga ahad dalam setahun, anggotanya berbondong-bondong menyetor tabungan. "Dua tahun kemudian pernah kami memasang sasaran penambahan Rp 50 miliar. Ternyata yang masuk Rp 180 miliar. Kaget kami. Ini gimana nanti mengembangkannya? Makanya, pada RAT (rapat anggota tahunan) 2014 kami batasi. Anggota baru, tabungannya maksimal Rp 2 juta. Minimalnya Rp 1,25 juta. Yang lama, silakan," ujarnya.

9 produk simpanan BMT Sidogiri


  1. Tabungan Umum Syariah,
  2. Tabungan Haji Al-Haromain,
  3. Tabungan Umrah Al-Hasanah,
  4. Tabungan Idul Fitri,
  5. Tabungan Lembaga Peduli Siswa,
  6. Tabungan Qurban,
  7. Tabungan Tarbiyah,
  8. Tabungan Mudharabah Berjangka dan
  9. Tabungan MDA Berjangka Plus.

Baca : Ragu untuk berinvestasi? BMT Sidogiri Solusinya

Sementara produk pembiayaan untuk anggotanya meliputi UGT Gadai Emas Syariah, UGT Modal Usaha Barakah, UGT Multiguna Tanpa Agunan, UGT Kendaraan Bermotor Barokah, UGT Pembelian Barang Elektronik, dan UGT Pembiayaan Kafalah Haji. Selain itu, terdapat pula sejumlah pelayanan jasa, yaitu jasa pelayanan transfer, layanan umrah dan haji, serta layanan payment point online banking.

BMT Sidogiri berubah menjadi tubuh aturan berbeda


  1. Koperasi sekunder (Inkopsyah dan Puskopsyah),
  2. Lembaga keuangan bank (PT BPRS UMMU),
  3. Properti (PT UGT Sinergi Barokah),
  4. Teknologi satelit (PT U-SAT),
  5. Pembuatan software (PT USID),
  6. Kuliner (PT Rijan Damai Selaras),
  7. Asuransi mikro syariah (PT ASYKI),
  8. Apartemen mahasiswa (PT Sinwa Barokah Abadi)
  9. Rumah sakit (PT Soyugiri Primadika).

Menurut Mahmud, banyak sekali pengembangan itu tak lepas dari misi sosial koperasi : membantu kaum tak punya. Itu sebabnya, BMT Sidogiri membangun rumah sakit dan memasuki bisnis asuransi mikro syariah. Pembagian manfaatnya pun terlihat mengedepankan dana sosial hingga 15% dari keuntungan. "Padahal, untuk pengurus cuma 5%. Manajer dan karyawan 5%. Artinya, kami mendahulukan kepentingan sosial. Kalau di luar, dana sosial 5%, pengurus 10%. Manajer dan karyawan 10%," katanya.

Dengan komposisi ibarat itu, pengurus ibarat Mahmud memang harus legowo. Namun, ia ikhlas. Karena, kemajuan BMT Sidogiri turut membantu orang tak punya serta meningkatkan harkat dan martabat umat Islam di Indonesia. "Kalau mau zona nyaman, ya sudah bergerak di simpan-pinjam saja. Tetapi kami tidak mau itu, kami ingin membantu siapa pun yang membutuhkan. Kami berpikir bisnis itu tidak bisnis an sich. Tetapi berpikir akhirat. Intinya, kami ingin menjadi khorinas manhuwa ya faunnas. Sebaik-baik insan itu ialah orang yang paling banyak memberi manfaat untuk orang lain," Mahmud menegaskan.

10 Tips Sukses Koperasi BMT Sidogiri


  1. Memulai dari yang kecil
  2. Terus mencar ilmu sambil berjalan
  3. Meningkatkan kualitas manajemen
  4. Menerapkan administrasi keuangan dengan hati-hati
  5. Mengambil pertolongan permodalan dari bank syariah secukupnya
  6. Mengevaluasi model bisnisnya secara berkala
  7. Menjaga Independensi koperasi dari penabung / pemodal besar.
  8. Bekerja sama dengan perbankan syariah untuk meningkatkan sistem teknologi informasinya.
  9. Mendiversifikasi bisnisnya ke banyak sekali bidang lain yang sesuai dengan syariah
  10. Terus berinovasi menyebarkan produk sesuai dengan kebutuhan anggotanya

Penghargaan Koperasi BMT Sidogiri


  • Tahun 2013 Peringkat I, The Best Islamic Microfinance, dalam Islamic Finance Award & Cup 2013 di Jakarta, dari Karim Business Consulting
  • Tahun 2013 Dinobatkan oleh Gubernur Jawa Timur sebagai KSP/USP dan KJKS/UJKS Berkinerja Baik untuk Kategori : Pengelolaan Koperasi Modern Skala Provinsi
  • Tahun 2014 The Best Islamic Micro Finance 2014 dengan aset lebih dari Rp 50 miliar dari Karim Consulting Indonesia

Nah, dari semua klarifikasi diatas apa anda masih ragu untuk berinvestasi di BMT Sidogiri? Info lebih lanjut silahkan kunjungi kantor-kantor cabang terdekat di kota anda.

No comments:

Post a Comment