Mengelola sampah plastik kemasan makanan dan minuman secara bijaksana – Permasalahan sampah plastik semakin serius diperbincangkan akhir-akhir ini. Pasalnya, sampah plastik terutama yang berasal dari bekas kemasan makanan dan minuman itu, semakin hari semakin meningkat volumenya. Padahal langkah untuk mereduksinya juga sudah diupayakan.
Membakar sampah plastik kemasan makanan dan minuman ialah langkah bijaksana (matrapendidikan.com)
Sekolah termasuk salah satu daerah yang banyak menghasilkan sampah terutama sampah plastik. Sampah plastik di lingkungan sekolah umumnya berasal dari kemasan makanan dan minuman.
Jajanan siswa yang disediakan di kantin sekolah umumnya makanan dan minuman dengan kemasan plastik. Sampah plastik kemasan ini berjenis polyethylene terdapat pada kemasan-kemasan minuman ringan berbentuk cangkir dan botol.
Meskipun sudah disediakan daerah sampah plastik namun sering tidak dimanfaatkan oleh siswa.
Oleh alasannya itu sampah plastik bekas kemasan makanan dan minuman ini harus ditangani lebih lanjut secara bijaksana di sekolah. Kemudian penanganannya sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah.
Prinsip penanganan sampah plastik ialah 3 R (reduce, reuse dan recycle). Namun tidak semua prinsip itu cocok diterapkan pada suatu sekolah.
Prinsip penanganan melalui pengurangan (reduce) sampah plastik di sekolah, ialah langkah yang umum dilakukan namun sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.
Langkah bijaksana
Mengumpulkannya pada suatu daerah dan kemudian membakarnya pada waktu tertentu ialah tindakan bijaksana dalam mengelola sampah plastik kemasanan makanan dan minuman di sekolah.
Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang guru pemerhati duduk kasus sampah plastik dari kemasan makanan dan minuman di sekolah, Isral, S.Pd.
"Untuk mempercepat terkumpulnya sampah plastik kemasan makanan dan minuman, diadakan aktivitas bank sampah. Masing-masing siswa mempunyai kardus/tempat sampah dan mengumpulkan sampah sebanyak mungkin." katanya kepada admin matrapendidikan.com, beberapa waktu lalu.
Guru pembina UKS perlu mengapresiasi tindakan siswa ini dengan menawarkan semacam penghargaan kepada siswa yang aktif dan terbanyak mengumpulkan sampah plastik.
"Walau pun penghargaan tersebut hanya dalam bentuk alat-alat tulis, menyerupai ballpoint, buku tulis, penggaris dan pensil, itu sudah sangat berati dan memberi motivasi kepada siswa untuk mengeloal sampah plastik." Isral, S.Pd memberi contoh.
Masalah sampah plastik kemasan makanan dan minuman yang masih bertebaran perlu ditangani bersama termasuk dengan pihak kantin sekolah. Baca juga : Penanganan Terpadu Sampah Plastik di Sekolah
"Bukan. Bukan dengan melarang pihak warung/kantin menjual makanan dan munuman kemasan,” potong Isral, S.Pd dikala ditanya perlu tidaknya pelarangan menjual makanan dan minuman berkemasan plastik.
Justru langkah itu kurang bijaksana bahkan akan mengakibatkan duduk kasus gres dikemudian hari. Oleh alasannya itu Isral juga mengingatkan semoga pihak sekolah tidak 'mencari-cari' cara penanganan sampah plastik kemasan makanan dan minuman, yang belum sesuai dengan situasi dan kondisi siswa di sekolah.
“Misalnya, mewajibkan siswa membawa makanan dan atau minuman dari rumah, dengan membeli peralatan dari produk tertentu. Ini belum tentu sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah serta keadaan ekonomi orangtua siswa,” Isral memberi contoh.