Tuesday 1 October 2019

Jadi Bakir Kualitas Sdm Untuk Ekonomi Abad Depan


Dalam bidang ekonomi dunia, kini masih di kuasai oleh negara-negara maju menyerupai Amerika Serikat, Cina, India, Jepang, Jerman dan Rusia. Namun, ekonomi di Indonesia juga mulai merangkak menyampaikan batang hidungnya. Berdasarkan data World Bank, purchasing power parity (keseimbangan kemampuan belanja) Indonesia tahun 2012 berada di peringkat 16 dunia, di antara Turki dan Australia. Lalu, prestasi itu melonjak pada 2014. Indonesia berhasil menyabet rangking ke-10 dengan share 2,3 persen, hanya berbeda 0,1 persen dengan Inggris di peringkat ke-9.

Berdasarkan prediksi Pricewaterhouse Coopers (PWC), pada 2030 nanti Indonesia akan naik ke peringkat lima dunia. Jika bisa mempertahankan perkembangan ekonominya, pada 2050 mendatang Indonesia bahkan akan bisa meraih posisi keempat. Tak hanya PWC. McKinsey & Company juga memprediksikan hal sama. Melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian pesat, Indonesia sanggup bersaing di posisi ke-7 pada 2030 dengan asumsi GDP 878 miliar dollar AS.

Pintu perdagangan dunia semakin terbuka lebar. Di tingkat Asia Tenggara, Indonesia harus bersiap menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) selesai tahun ini. MEA menjanjikan kemudahan transaksi barang dan jasa antara negara-negara Asia Tenggara sehingga kompetisi semakin ketat. Jaringan bisnis pun semakin luas. Para pelaku perjuangan dituntut fleksibel dan cepat merespon pasar. Standar barang dan jasa pun harus berbasis internasional. Lalu, penanaman modal absurd diperkirakan akan meningkat dan lapangan pekerjaan pun menjadi semakin luas. Harapan dengan terbentuknya MEA, kesejahteraan masyarakat ASEAN pun akan meningkat.

"Bagi banyak pihak yang menganut konsep globalisasi, MEA memang menjadi peluang," kata Rektor Universitas Bina Nusantara, Prof Harjanto Prabowo, Lalu, apa konsekuensinya? Harjanto mengatakan, MEA tidak hanya akan membuka pintu arus perdagangan, melainkan juga pasar tenaga kerja profesional. Seperti diketahui, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengisyaratkan adanya pembatalan peraturan yang sebelumnya menghalangi perekrutantan tenaga asing. Dampaknya, persaingan di bursa kerja pun semakin ketat. "Yang paling disoroti dari MEA ialah kemudian lintas SDM ini. Kemudian, yang menjadi kendala kini ialah apakah SDM ini sudah memenuhi keriteria atau belum," tutur Harjanto.

Melihat perkembangan ekonomi tersebut, Indonesia perlu segera berbenah diri, terutama Sumber daya Manusia (SDM). Presiden RI ketiga, Prof. BJ Habibie, pernah menjelaskan pentingnya pembangunan SDM bangsa. Dia mengatakan, daya saing bangsa tak akan berkembang kalau tak ditopang oleh ketersediaan SDM berkualitas.

Untuk mewujudkan hal itu, diharapkan keseimbangan dari banyak sekali pihak terkait, yaitu pemerintah, perguruan tinggi tinggi, dan pelaku bisnis. Semua itu kemudian disokong masyarakat untuk memperkuat dan membangun lingkungan yang mendukung perkembangan SDM. "Pembagian kiprah gotong royong sudah terang kok. Kementerian tenaga kerja bantu mempermudah kanal tenaga kerja, kementerian pendidikan tinggi selain mengurusi riset juga mengurusi para mahasiswa ini semoga punya kanal ke industri. Biar ada matching" ujar Harjanto.

Hal ini juga menjadi tanggung jawab perguruan tinggi tinggi untuk terus melaksanakan koordinasi dengan industri semoga mereka memahami abjad lulusan perguruan tinggi tinggi. Di sisi lain, industri pun harus bertanggung jawab membantu membangun kesiapan para SDM, terutama potensi SDM berkaitan dengan jenis industrinya. Pengembangan SDM oleh industri harus dilakukan secara intensif dan berkesinambungan, baik di dalam maupun di luar perusahaan. Contoh positif pengembangan SDM oleh industri ialah ikut membangun kemudahan berguru dibidang yang diharapkan oleh industri.

Program pengembangan SDM internal sangat penting semoga perusahaan sanggup bersaing menghasilkan produk berkualitas internasional. Misalnya, dengan kegiatan transfer karyawan. Pada kegiatan tersebut, karyawan berkesempatan merasakan lingkungan kerja gres ke perusahaan semoga sanggup meningkatkan keahlian dan daya saing SDM perusahaan.

Dengan kegiatan tersebut diharapkan kerja keras semua pihak dalam membangun SDM Indonesia akan menggerakkan perekonomian ke arah lebih baik. Khususnya, untuk menyongsong pasar bebas dengan penemuan dan produktifitas bertaraf internasional.

No comments:

Post a Comment