Saturday 10 August 2019

Jadi Bakir Seni Administrasi Mengajar Anak Usia Dini Paud Tk Ra


Ada beberapa taktik dalam pelaksanaan acara pengajaran anak usia dini. Di antara taktik tersebut adalah: 1. Perhatian Intens; 2. Beri Dorongan; 3. Berikan Umpan Balik Khusus; 4. Berikian Model Atau Contoh; 5. Mendemontrasikan; 6. Menciptakan dan menambahkan tantangan; 7. Memberikan cara atau pemberian lainnya; dan 8. Memberikan gosip secara langsung.

Sedangkan dalam hal ini akan dibatasi pada empat taktik yang pertama yaitu:

1. Perhatian Intens


Dalam melaksanakan pengajaran seorang guru sebagai pendidik harus bisa menawarkan perhatian yang intens terhadap anak didik. Menaruh perhatian khusus terhadap anak semenjak usia dini sanggup membantu mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berbahasa, serta kemampuan awal membaca dan menulis dengan cara bermain dan bersenang-senang anak juga mulai sanggup mengembangkan kemampuan dasar berhitung, hal-hal konseptual dan kognitif serta konsep-konsep dasar ilmu alam dan pengetahuan teknis lainnya.

Beberapa hal penting sanggup mereka peroleh pada ketika bermain mirip kemampuan memahami budaya dan seni, kemampuan memahami mahkluk hidup dan lingkungan sekitar, bangkitnya kesadaran terhadap kesehatan lingkungan, olahraga dan rekreasi.

Selain itu, supaya setiap anak bisa memikul tanggung jawab kemajuanbangsa di masa yang akan datang, maka bawah umur (tidak terkecuali) harus mendapat perhatian dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial.

Perhatian dan pemberian kesempatan tumbuh kembang pada anak usia dini harus merupakan tekad dan agresi yang ditunjukkan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah secara bersama-sama. Upaya ini sekaligus merupakan bentuk proteksi serta mewujudkan kesejahteraan anak dengan menawarkan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya tanpa adanya diskriminasi.

Sepanjang rentang kehidupan manusia, masa anak usia dini "periode keemasan atau golden period". Pada masa tersebut terjadi pembentukan dasar-dasar sikap dan sikap serta perkembangan banyak sekali dimensi kecerdasan (inteletual, emosional, sosial, spiritual, kinestetik dan seni) yang intensif. Periode keemasan tersebut hanya berlangsung satu kali di sepanjang rentang kehidupan manusia.

Jika potensi-potensi dasar pada periode tersebut kurang memperoleh banyak sekali rangsangan maka tidak tidak mungkin kalau potensi anak akan karam atau tidak berfunsi sama sekali (lost of capacity) ketika ia tumbuh dan menjelma pribadi-pribadi dewasa.

2. Beri Dorongan


Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, yaitu pola asuh yang otoritatif (demokratik). Artinya : pengasuh harus peka terhadap isyarat-isyarat anak, memperhatikan minat, harapan atau pendapat anak, tidak memaksakan kehendak pengasuh, penuh kasih sayang, dan kegembiraan, membuat rasa kondusif dan nyaman, memberi pola tanpa memaksa, mendorong keberanian untuk mencoba berkreasi, menawarkan penghargaan atau kebanggaan atas keberhasilan atau sikap yang baik,memberikan koreksi bukan ancaman atau eksekusi bila anak tidak sanggup melaksanakan sesuatu atau ketika melaksanakan kesalahan.

Pola asuh otoritatif penting untuk mengembangkan kreativitas anak. Dengarkan omongan anak dorong anak untuk berani mengucapkan pendapatnya, hargai pendapat anak jangan memotong pembicaraan anak, jangan memaksakan pendapat orangtua atau melecehkan pendapat anak. Rangsanglah anak untuk tertarik mengamati dan mempertanyakan ihwal banyak sekali hal dilingkungannya, beri kebebasan dan dorongan untuk mengembangkan khayalan, merenung, berfikir, mencoba dan mewujudkan gagasan.

Berikan kebanggaan untuk hasil yang telah dicapainya walau sekecil apapun. Jangan menghentikan rasa ingin tahu anak jangan banyak mengancam atau menghukum, beri kesempatan untuk mencoba, asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain. Bila anda semenjak dini mendorong Si Kecil untuk menyebarkan dan memikirkan orang lain berarti telah membentuk sifat yang baik.

3. Berikan Umpan Balik Khusus


Seorang pendidik anak usia dini tidak berhenti pada pelaksanaan acara pembelajaran, atau memberikan bahan pembelajaran kepada anak didi. Tetapi pembelajaran tersebut harus ditindak lanjuti dengan melaksanakan umpan balik terhadap anak sehabis selesai mengadakan acara pembelajaran.

Menulis yakni acara yang membutuhkan keterampilan motorik halus bab tangan. Keterampilan motorik halus bab tangan akan melibatkan banyak otot kecil: jari jemari, telapak tangan dan pergelangan tangan.

Ketika usia si kecil menginjak tahun kedua, sirkuit otak yang mengendalikan dan mengkoordinasikan gerakan tangannya masih berkembang pesat mirip di tahun pertama usianya. Di samping itu, bab otak lain yang berjulukan serebelum juga mulai berkembang. Serebelum bertugas mengatur waktu dan koordinasi untuk hampir semua kiprah motorik.

Latihan penting sekali untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak batita. Latihan mirip "umpan balik" bagi otak mereka. Makin sering si kecil berlatih, makin pesatlah perkembangan sirkuit otaknya, dan makin baguslah kemampuan si kecil mengontrol dan mengkoordinasikan motorik halusnya.

4. Berikian Model Atau Contoh


Mengajarkan nilai kehidupan, kemanusiaan, budaya dan pengembangan moral pada anak usia dini membutuhkan keteladanan dari orangtua, guru dan masyarakat. dan penanaman ini tidak hanya berlangsung dirumah saja tetapi juga berlangsung disekolah dan masyarakat. sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yakni mengembangkan potensi akseptor didik supaya menjadi insan yang beriman, bertaqwa, kepada tuhan YME berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam pelajaran sosial contohnya dalam nilai kehidupan dan kemanusiaan yang ingin ditanamkan bagaimana hidup rukun di dalam keluarga, masyarakat berkasih sayang antar anggota keluarga, memelihara kebersihan lingkungan. mengajarkan nilai kebudayaan misal di kawasan Jakarta siswa harus tahu asal mula ondel-ondel terbuat dari apa, gunanya buat apa dan bagaimana cara memeliharanya.

Sedangkan mengajarkan pengembangan moral bagaimana bersikap kepada yang lebih bau tanah dan muda, dan yang paling penting taktik mengajarkan nilai kehidupan, kemanusiaan, budaya dan moral pada anak usia dini kita harus menawarkan teladan atau pola terlebih dahulu kalau ingin anak kita sopan maka harus terlebih dahulu orangtuanya sopan alasannya yakni anak usia dini itu melihat pola dari keluarga, masyarakat, lingkungan dan memang sedang berada pada proses imitasi atau meniru. Dan inipun harus berlangsung secara kontinu dan konsisten dari pendidik dan praktisi sosial.

Orangtua yakni guru terbaik bagi anak termasuk ketika mengajarkan cara mengekspresikan emosi. Berikan pola pada bawah umur sikap yang sesuai ketika sedang murka atau sedih. Berikan pula beberapa pilihan lain bagaimana cara mengekspresikan kemarahan, kegembiraan atau kesedihan.
Kembangkan sikap bertanggung jawab pada anak. Misal, kalau anak menumpahkan minuman ke lantai, maka beliau harus membersihkan sendiri. Sebelumnya berikan pola dan klarifikasi mengapa ia harus melaksanakan itu.

Dari uraian di atas kiranya sanggup ditarik kesimpulan bahwa dalam melaksanakan acara pembelajaran ada faktor yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh pendidik anak usia dini. Keberhasilan pembelajaran khususnya dan pendidikan pada umumnya harus memperhatikan strateginya.

Strategi tersebut di antaranya ada delapan. Dari delapan taktik tersebut pendidik harus melaksanakannya secara serempak dan gotong royong serta tidak mementingkan satu taktik saja dan mengabaikan yang lain.

No comments:

Post a Comment