Tuesday, 25 August 2020

Lebih Arif Para Tokoh Dan Pemimpin Indonesia Pada Awal Kemerdekaan Bisa Mempesona Dunia

Sahabat Edukasi yang berbahagia...

Negara Indonesia merupakan Negara besar dari awal kemerdekaannya, bukan hanya besar wilayahnya, besar sumber daya alamnya, namun juga besar lagi potensial pula sumber daya insan (SDM) pada perintis kemerdekaan hingga para pemimpin bangsa Indonesia di awal kemerdekaannya.

Sehubungan dengan kebesaran pemimpin-pemimpin Indonesia di awal kemerdekaanya hingga bisa mempesona Negara-negara lain di dunia internasional, berikut share dari situs Kemendikbud RI selengkapnya…

Indonesia di  masa awal kemerdekaannya ialah sebuah negeri yang memesona di seluruh bentangan dunia, terlebih lagi di Asia dan Afrika. 

Para pemimpin Indonesia pada masa itu bisa memesona dunia alasannya mereka telah melewati perjalanan hidup sebagai pejuang yang tercerdaskan dan tercerahkan serta bisa menggerakkan seluruh bangsa dalam sebuah semangat untuk menggulung kolonialisme dan menggelar kesejahteraan secara masif.

Hal inilah yang mengakibatkan para kepala negara di Asia dan Afrika berkeinginan untuk tiba ke Indonesia menggelar Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 18-24 April 1955 di Bandung, Jawa Barat.

Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, ketika memberikan orasi budaya dalam program Pendukungan Kegiatan Konferensi Asia Afrika Ke-60 Menuju World Culture Forum (WCF) II Tahun 2016, di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Sabtu (18/4/2015).

Mendikbud mengungkapkan, para pemimpin pada masa awal kemerdekaan Indonesia mempunyai pemikiran-pemikiran yang luar biasa. Mereka, kata dia, mengerti akar budaya Indonesia tetapi mereka juga orang-orang yang sangat global. Dia mengambil pola :

1.   Soekarno menguasai lima bahasa,
2.   Muhammad Hatta menguasai empat bahasa,
3.   Sutan Syahrir menguasai lima bahasa, Agus Salim menguasai delapan bahasa, dan
4.   Muhammad Natsir menguasai tujuh bahasa.

"Mereka orang-orang yang memahami dunia, melihat pandangan ke depan, kemudian melihat potret bangsa ini, kemudian menciptakan konstruksi sebuah negeri namanya Republik Indonesia," ujarnya.

Mendikbud menjelaskan, Republik Indonesia ini dibentuk oleh para pemimpin pada masa awal kemerdekaan melalui imajinasi dan keberanian yang luar biasa. Dikatakan imajinasi, kata dia, alasannya mereka mempunyai imajinasi sebuah negeri yang mempunyai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. "Ini imajinasinya, di ketika kita semua berbicara wacana kedamaian, mereka sudah bicara kedamaian lebih awal," tuturnya.

Mendikbud mengatakan, Indonesia mempunyai lebih dari 800 bahasa tempat tetapi seluruh masyarakat Indonesia berhasil menyepakati bahasa bersama sebelum ada negara. Mereka yang bersepakat, kata dia, ialah para pendiri negeri ini yang berasal dari seluruh kelompok dan menariknya bahasa yang digunakan berasal dari kelompok kecil pada masa itu. "Dunia melihat Indonesia lebih dari sekadar negeri ini bisa merdeka, dunia melihat Indonesia ini sebuah negeri yang dibangun dengan fondasi visi kebudayaan yang luar biasa," katanya.

Mendikbud berpendapat, para akseptor KAA pada tahun 1955 itu tiba ke Indonesia bagaikan ketika ini kita tiba ke negara-negara maju menyerupai Jepang, Singapura, dan sebagainya kemudian menceritakan kehebatan negara tersebut kepada banyak orang di negerinya sendiri. Ratusan orang yang tiba ke Bandung pada masa itu, kata dia, bukan hanya sekadar mengikuti konferensi saja tetapi mereka melihat sebuah peradaban Indonesia yang memesona melalui gagasan negeri yang dibangun dengan landasan tradisi dan konsep negara modern. "Itu terobosan yang luar biasa, jadi mereka pulang mengakibatkan Bandung inspirasi, bukan sekadar teksnya tetapi pengalaman spiritual berada di sini, alasannya itu memesona dan ini menjadi dongeng yang luar biasa," ucap mantan rektor Paramadina itu. (Agi Bahari)

No comments:

Post a Comment