Thursday, 10 December 2020

Lebih Berakal Proses Pendidikan Harus Menyentuh Huruf Dengan Taktik Keteladanan, Penyesuaian Rutinitas, Dan Disiplin

Sahabat Edukasi yang sedang berbahagia...

Menumbuhkan abjad mulia pada diri anak dibutuhkan interaksi yang baik antara orang tua, sekolah, dan masyarakat. 

Lingkungan rumah, sekolah, dan keseharian bawah umur harus menerapkan seni administrasi pengembangan abjad dan sikap biar terbentuk kepribadian anak yang baik.

Demikian diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan dalam Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan di Gedung Merdeka Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung, Sabtu (28/2/2015). 

Seminar yang dihadiri oleh lebih banyak didominasi guru dan kepala sekolah ini bertajuk "Investasi Bangsa Melalui Pendidikan Karakter Sejak Dini untuk Membangun Indonesia yang Bermartabat".

"Proses berguru yang tidak menyentuh abjad bukanlah disebut sebagai pendidikan. Oleh sebab itu, abjad itu harus. Maka tumbuhkan abjad baik pada bawah umur itu dengan tiga seni administrasi pengembangan abjad dan perilaku," tegas Mendikbud.

Strategi itu ialah keteladanan, penyesuaian rutinitas, dan disiplin. Menurut Mendikbud menumbuhkan abjad bukan dilakukan melalui lisan, melainkan perbuatan. 

Mendikbud mencontohkan, jikalau orang bau tanah ingin anaknya mematuhi rambu-rambu kemudian lintas, maka orang bau tanah juga harus melakukannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak melanggar peraturan selama berada di jalan raya.

Ketegasan yang mendidik juga perlu diterapkan biar menumbuhkan akidah antara anak dan orang tua, guru, serta masyarakat. Mendikbud kembali mencontohkan, anak terkadang melaksanakan negosiasi-negosiasi biar keinginannya dipenuhi.

Orang bau tanah harus menjaga konsistensi terhadap keputusan yang telah ia tetapkan. "Misalnya, orang bau tanah harus pergi, sementara anak tetap tinggal di rumah. Meski anak merengek, orang bau tanah harus menjaga ketegasan terhadap keputusannya. Dengan diberikan pengertian ibarat itu, anak perlahan akan tumbuh mutual trust terhadap orang tuanya," tutur Mendikbud.

Oleh sebab itu, Kementerian mempunyai cita-cita, yaitu terbentuknya manusia dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dan dilandasi semangat gotong royong. "Kami ingin ada penguatan terhadap aktor-aktor pendidikan, yaitu orang tua, guru, kepala sekolah, biar apa yang kita cita-citakan terwujud demi pendidikan di Indonesia yang lebih baik," jelasnya. (Ratih Anbarini)

No comments:

Post a Comment